Kepala Dinas PUPR Sumut nonaktif Topan Obaja Putra Ginting (TOP) tidak habis pikir dirinya bisa terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)koranwaspada.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka kemungkinan untuk memeriksa proyek PUPR di Sumut. Hal ini setelah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) Kadis PUPR Sumut, Topan Obaja Ginting. Topan Ginting dan 4 orang lain telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi proyek jalan di Sumut. Artikel ini telah tayang di korankompas.com dengan judul SKANDAL Proyek PUPR Sumut Terbongkar, KPK Akan Telusuri Rekam Jejak Topan Ginting di Pemko Medan.
KPK juga menelusuri kegiatan Topan Ginting saat Plt Sekda Kota Medan yang ketika itu Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan. “Semua peluang tentu terbuka untuk kemudian ditelusuri oleh KPK,” kata juru bicara KPK Budi Prasetyo dalam pernyataannya, Kamis (3/7/2025).Namun, Budi menambahkan, sekarang KPK masih berfokus untuk menyelesaikan dua kasus yang sedang ditangani.”Namun saat ini kita masih fokus terkait dengan perkara di PUPR, Pemprov Sumatera Utara dan juga di PJN Wilayah 1 Sumatera Utara,” katanya.Topan Obaja Putra Ginting diketahui saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara.
Sebelumnya Topan sempat mencicipi jabatan Plt Sekda Kota Medan. Saat itu dia dilantik oleh Bobby Nasution sewaktu menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tersebut masih menjabat sebagai Wali Kota Medan.Terkini, Topan telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek jalan di Sumatera Utara.
KOMPLEK RUMAH TOPAN GINTING: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penggeledahan di Rumah pribadi milik Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Sumut nonaktif Topan Obaja Putra Ginting (TOP), Rabu (9/7/2025). Pantauan Tribun Medan, penggeledahan dilakukan penyidik KPK di kediaman Topan Ginting di Komplek Perumahan Royal Sumatera “Cluster Topaz” di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara. (koranwaspada.com/Rakenpo)
KPK mengungkap perkara di Sumut berdasarkan OTT KPK di Mandailing Natal.
Lembaga antirasuah langsung mengungkap dua perkara sekaligus.
Kasus pertama terkait dengan proyek-proyek pembangunan jalan di Dinas PUPR Sumut, yaitu:
a. Preservasi Jalan Sp. Kota Pinang–Gunung Tua–SP. Pal XI tahun 2023, dengan nilai proyek Rp56,5 miliar;
b. Preservasi Jalan Sp. Kota Pinang–Gunung Tua–Sp. Pal XI tahun 2024, dengan nilai proyek Rp17,5 miliar;
c. Rehabilitasi Jalan Sp. Kota Pinang–Gunung Tua–Sp. Pal XI dan penanganan longsoran tahun 2025;
d. Preservasi Jalan Sp. Kota Pinang–Gunung Tua–Sp. Pal XI tahun 2025.
Perkara kedua terkait dengan proyek-proyek pembangunan jalan di Satuan Kerja Pembangunan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Sumut, yaitu:
- a. Proyek pembangunan Jalan Sipiongot batas Labusel, dengan nilai proyek Rp96 miliar;
- b. Proyek pembangunan Jalan Hutaimbaru–Sipiongot, dengan nilai proyek Rp61,8 miliar.Total nilai proyek setidaknya sejumlah Rp231,8 miliar.
KPK masih akan menelusuri dan mendalami proyek-proyek lainnya.Selain Topan Obaja Putra Ginting, ada empat pihak lain yang sudah ditetapkan KPK sebagai tersangka.Yakni Rasuli Efendi Siregar (RES) selaku Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Provinsi Sumut merangkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); Heliyanto (HEL) selaku PPK Satker PJN Wilayah I Provinsi Sumut; M. Akhirun Efendi Siregar (KIR) selaku Direktur Utama PT Dalihan Natolu Grup (DNG); dan M. Rayhan Dulasmi Pilang (RAY) selaku Direktur PT Rona Na Mora (RN).Atas perbuatannya, Akhirun dan Rayhan disangkakan telah melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.Sementara Topan, Rasuli, dan Heliyanto disangkakan telah melanggar Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 11, atau 12B UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
KPK Temukan Uang Rp 2,8 Miliar
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan uang Rp 2,8 miliar dari tersangka Topan Obaja Ginting. KPK menggeledah rumah Kadis PUPR Sumut yang terjaring OTT di Madina. Topan Ginting telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi proyek jalan di Sumut. Menanggapi penemuan uang Rp 2,8 miliar di rumah Topan Ginting, Gubernur Sumut Bobby Nasution mengaku tidak tahu. “Ya kalau itu saya tidak tahu,” ucapnya saat diwawancarai, di Kantor Gubernur Sumut, kamis (3/7/2025).
Dilansir dari Tribunnews.com, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang Rp2,8 miliar dan dua pucuk senjata api saat menggeledah rumah Kepala Dinas PUPR Sumut (Sumatra Utara) Topan Obaja Putra Ginting.Penggeledahan terkait penetapan Topan Obaja Ginting sebagai tersangka korupsi jalan di Mandailing Natal.Rumah Topan beralamat di Royal Sumatera, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Penggeledahan di rumah Topan Ginting berlangsung selama 7 jam, Rabu (2/7/2025).
“Tim melakukan penggeledahan di rumah tersangka TOP. Dalam penggeledahan tersebut tim mengamankan sejumlah uang senilai sekitar Rp 2,8 miliar,” kata juru bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Baca juga yang lainnya di koranwaspada.com
Menurut Budi Prasetyo, uang itu disimpan dalam 28 pak yang diletakkan di ruang utama rumah.
Temuan ini menunjukkan aliran dana dan potensi penyalahgunaan wewenang dalam dugaan suap proyek jalan PUPR.
Tim KPK juga mengamankan dua pucuk senjata dari kediaman Topan, yakni pistol jenis Beretta dan senapan angin.
“Untuk jenisnya yang pertama pistol Beretta dengan amunisi 7 butir dan jenis kedua senapan angin dengan jumlah amunisi air gun pellet sejumlah 2 pak,” sebut Budi.
Mengenai asal senjata yang ditemukan di rumah Topan, Budi mengatakan, penyidik akan mendalami hal tersebut.
5 Fakta Rumah Milik Topan Ginting yang Digeledah KPK, Rumah Termahal hingga Baru Ditempati 6 Bulan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di rumah pribadi milik Topan Obaja Ginting, di cluster Topaz Perumahan Royal Sumatera yang terletak di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (2/7/2025).
Berikut lima fakta terkait rumah pribadi milik Topan Obaja Ginting :
1. Rumah Paling Luas Seharga Rp 5 M
Rumah Kadis PUPR di Cluster Topaz, Merupakan Rumah Mewah Type Moniq dengan Harga sekitar Rp 5 miliar Petugas Keamanan di Perumahan Cluster Topaz Royal Sumatera, Yogi mengatakan, rumah Topan ini paling besar dan luas diantar rumah di cluster Topaz.Hal itu dikarenakan rumahnya paling pojok (hook). Selain itu, rumah di Cluster Topaz itu harganya paling tinggi sekitaran Rp 5 miliar.
“Rumah ini rumah paling besar di antara rumah lain. Rumahnya ini type Moniq. Kalau di Kelaz Topaz ini ada 6 rumah saja. Dan inilah yang paling besar karena dia ngambilnya di ujung. Lahannya lebih luas,” ucap Yogi yang sudah bekerja selama 10 tahun di perumahan Cluster Topaz. Disinggung berapa harga rumah yang ditempati Topan ini, Yogi tidak bisa memastikan harganya. Ia hanya mengira-ngira.”Kalau diperkirakan di bawah Rp 5 miliar. Tapi ini sepertinya baru di beli. Enggak sampai satu tahun la ini ditempati. Bisa di lihat dari pengecetan rumahnya masih baru. Saya juga lihat itu waktu renovasi rumah. Kira-kira belum ada satu tahun tinggal,” jelasnya.
2. Topan Baru Tempati Rumah tersebut Enam Bulan Lalu
Petugas Keamanan Perumahan Cluster Topaz di Royal Sumatera Yogi mengatakan, Topan baru menempati rumah ini 6 bulan lalu. Sebelum ditempati rumah ini direnovasi selama beberapa bulan.Lalu, setelah renovasi rumah ini pun sering disinggahi, tetapi, pemilik tidak pernah menetap di rumah tersebut.”Enggak tahu (Topan yang punya rumah) tapi yang tinggal di sini penghuni baru adalah mungkin sekitar 6 bulan lalu mereka tinggal, tapi ketika rumah ini di renovasi saya tahu. Gak lama dari renovasi lah sempat ada beberapa kali yang datang ke rumah itu, tapi tidak menetap di sana. Sama kayak pemilik yang lain, dijadikan rumah singgah,” jelas Yogi yang sudah bekerja di komplek perumahan cluster Topaz selama 10 tahun.
DISITA DARI RUMAH TOPAN: Uang senilai sekitar Rp2,8 miliar m diamankan dari kediaman Topan Ginting, Rabu (2/7/2025). Selain uang miliaran rupiah, KPK juga mengamankan dua pucuk senjata dari kediaman Topan. KPK juga menyita pistol jenis Beretta dan senapan angin.
Mengenal Pistol Beretta Seperti Milik Kadis PUPR Topan Ginting, Harganya Bisa Puluhan Juta
Senjata api pistol Beretta diproduksi oleh perusahaan Beretta yang ada GardoneVal Trompia, Brescia, Lombardy, Italia.Beretta merupakan merek senjata api tertua di dunia yang masih beroperasi hingga kini.Perusahaan ini didirikan pada tahun 1526 di Italia oleh Mastro Bartolomeo Beretta.Produk pertama yang dibuat adalah barel senapan sundut (arquebus) yang digunakan oleh armada Venesia dalam Pertempuran Lepanto tahun 1571.Dikutip dari Wikipeia, sejak saat itu, Beretta terus memproduksi senjata api untuk berbagai keperluan, termasuk sipil, militer, dan penegakan hukum di seluruh dunia.Perusahaan ini telah memasok senjata untuk hampir semua perang utama di Eropa sejak tahun 1650.Salah satu pistol paling terkenal dari Beretta adalah Beretta 92, yang dirancang pada tahun 1975 dan menjadi pistol standar militer Amerika Serikat dengan sebutan M9 sejak 1985 hingga 2017.Beretta 92 dikenal dengan desain semi-otomatis, kaliber 9x19mm Parabellum, dan kapasitas magazen yang besar.Selain itu, Beretta juga memproduksi varian lain seperti pistol mitraliur Beretta Model 1918 dan Beretta M12, yang digunakan dalam berbagai konflik dunia sejak Perang Dunia I hingga konflik modern.
Senjata Api Milik Topan Ginting
KPK belum merilis resmi informasi seputar senjata api pistol Beretta milik Topan Ginting itu jenis apa.Namun, bila dilihat sepintas, bentuknya sangat mirip dengan Beretta 20X Bobcat.Senjata ini dirancang dengan Effortless Loading System (ELS), atau sistem pengisian yang mudah.Selain itu, senjata api jenis ini juga sangat mudah disembunyikan.Dilansir dari laman beretta.com, senjata api 20X Bobcat Beretta menawarkan fitur-fitur yang disempurnakan seperti peningkatan kapasitas magasin, kontrol yang diposisikan ulang untuk aksesibilitas yang optimal, dan pelatuk serta palu yang berbentuk kerangka.Kemudian, senjata ini juga menawarkan tarikan pelatuk yang 35 persen lebih ringan, potongan slide dovetail untuk keserbagunaan, dan pegangan bertekstur “Helica” milik sendiri yang baru untuk menambah kenyamanan sehingga lebih menyenangkan dan mengasyikkan untuk menembak.Ukurannya yang ringkas dan konstruksi yang ringan membuatnya mudah dibawa, pas dengan mulus ke dalam saku, ransel, atau perlengkapan bertahan hidup tanpa menambah beban yang tidak perlu. Untuk harganya sendiri, dibanderol sekitar $549.00 atau sekitar Rp 8.893.885,75.